SATU TEMPAT CARI TIKET PESAWAT DAN KERETA API MURAH

Senin, 22 Juli 2013

15 Petunjuk Menguatkan Iman

15    Petunjuk Menguatkan Iman

Muhammad Shalih Al Munajjid, bit tasharruf waz zi

Tak seorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam  keimanan sehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk itu  kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan  kita. Tulisan ini insya'allah membantu kita dalam usaha mulia itu. 

Tsabat (kekuatan keteguhan iman) adalah tuntutan asasi setiap  muslim. Karena itu tema ini penting dibahas. Ada beberapa alasan  mengapa tema ini begitu sangat perlu mendapat perhatian serius. 

Pertama, pada zaman ini kaum muslimin hidup di tengah berbagai  macam fitnah, syahwat dan syubhat dan hal-hal itu sangat berpotensi  menggerogoti iman. Maka kekuatan iman merupakan kebutuhan muthlak,  bahkan lebih dibutuhkan dibanding pada masa generasi sahabat, karena  kerusakan manusia di segala bidang telah menjadi fenomena umum. 

Kedua, banyak terjadi pemurtadan dan konversi (perpindahan) agama.  Jika pada awal kemerdekaan jumlah umat Islam di Indonesia mencapai 90  % maka saat ini jumlah itu telah berkurang hampir 5%. Ini tentu  menimbulkan kekhawatiran mendalam. Untuk menga-tasinya diperlukan  jalan keluar, sehingga setiap muslim tetap memiliki kekuatan iman. 

Ketiga, pembahasan masalah tsabat berkait erat dengan masalah  hati. Padahal Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Dinamakan  hati karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu bagaikan  bulu yang ada di pucuk pohon yang diombang-ambingkan oleh angin." (HR.  Ahmad, Shahihul Jami' no. 2361)

Maka, mengukuhkan hati yang  senantiasa berbolak-balik itu dibutuhkan usaha keras, agar hati tetap  teguh dalam keimanan. Dan sungguh Allah Maha Rahman dan Rahim kepada  hambaNya. Melalui Al Qur'an dan
Sunnah RasulNya Ia memberikan petunjuk  bagaimana cara mencapai tsabat. Berikut ini penjelasan 15 petunjuk  berdasarkan Al Qur'an dan
Sunnah untuk memelihara kekuatan dan  keteguhan iman kita.

1. Akrab dengan Al Qur'an
Al Qur'an  merupakan petunjuk utama mencapai tsabat. Al Qur'an adalah tali  penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Siapa akrab  dan berpegang-teguh dengan Al Qur'an niscaya Allah
memeliharanya;  siapa mengikuti Al Qur'an, niscaya Allah menyela-matkannya; dan siapa  yang mendakwahkan Al Qur'an, niscaya Allah menunjukinya ke jalan yang  lurus. Dalam hal ini Allah berfirman: "Orang-orang kafir berkata,  mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepa-danya sekali turun saja?  Demikianlah supaya Kami teguhkan hatimu dengannya dan Kami  membacakannya secara tartil (teratur dan benar)." (Al Furqan: 32-33) 

Beberapa alasan mengapa Al Qur'an dijadikan sebagai sumber utama  mencapai tsabat adalah:
Pertama, Al Qur'an menanamkan keimanan  dan mensucikan jiwa seseorang, karena melalui Al Qur'an, hubungan  kepada Allah menjadi sangat dekat.

Kedua, ayat-ayat Al Qur'an  diturunkan sebagai penentram hati, menjadi penyejuk dan penyelamat  hati orang beriman sekaligus benteng dari hempasan berbagai badai  fitnah.

Ketiga, Al Qur'an menunjukkan konsepsi serta nilai-nilai  yang dijamin kebenarannya. Karena itu, seorang mukmin akan menjadikan  Al Qur'an sebagai ukuran kebenaran.

Keempat, Al Qur'an  menjawab berbagai tuduhan orang-orang kafir, munafik dan musuh Islam  lainnya. Seperti ketika orang-orang musyrik berkata, Muhammad  ditinggalkan Rabbnya, maka turunlah ayat: "Rabbmu tidaklah  meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepadamu." (Adl Dluha: 3)  (Syarh Nawawi,12/156). Orang yang akrab dengan Al Qur'an akan  menyandarkan semua perihalnya kepada Al Qur'an dan tidak kepada  perkataan manusia. Maka, betapa agung sekiranya penuntut ilmu dalam  segala disiplinnya- menjadikan Al Qur'an berikut tafsirnya sebagai  obyek utama kegiatannya menuntut ilmu.

2.Iltizam (komitmen)  terhadap syari'at Allah

Allah berfirman: "Allah meneguhkan (iman)  orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan  di dunia dan di akherat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang  zhalim. Dan Allah berbuat apa saja yang Ia kehendaki." (Ibrahim: 27) 

Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yang  dimaksud. "Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang  diberikan kepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi  mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)." (An  Nisa': 66)

Karena itu, menjelaskan surat Ibrahim di atas Qatadah  berkata:-"Adapun dalam kehidupan di dunia, Allah meneguhkan  orang-orang beriman dengan kebaikan dan amal shalih sedang yang  dimaksud dengan kehidupan akherat adalah alam kubur." (Ibnu Katsir:  IV/421)

Maka jelas sekali, sangat mustahil orang-orang yang malas  berbuat kebaikan dan amal shaleh diharapkan memiliki keteguhan iman.  Karena itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa melakukan  amal shaleh secara kontinyu, sekalipun amalan itu sedikit, demikian  pula halnya dengan para sahabat. Komitmen untuk senan-tiasa  menjalankan syariat Islam akan membentuk kepribadian yang tangguh, dan  iman pun menjadi teguh.

3. Mempelajari Kisah Para Nabi 

Mempelajari kisah dan sejarah itu penting. Apatah lagi sejarah  para Nabi. Ia bahkan bisa menguatkan iman seseorang. Secara khusus  Allah me-nyinggung masalah ini dalam firman-Nya: "Dan Kami ceritakan  kepadamu kisah-kisah para rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu  dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran , pengajaran dan  peringatan bagi orang-orang yang beriman." (Hud: 120)

Sebagai  contoh, marilah kita renungkan kisah Ibrahim Alaihis Salam yang  diberitakan dalam Al Qur'an: "Mereka berkata, bakarlah dia dan  bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak.  Kami berfirman, hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah  bagi Ibrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim maka Kami  jadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi." (Al Anbiya':  68-70)

Bukankah hati kita akan bergetar saat merenungi kronologi  pembakaran nabi Ibrahim sehingga ia selamat atas izin Allah? Dan  bukankah dengan demikian akan membuahkan keteguh-an iman kita? Lalu,  kisah nabi Musa Alaihis Salam yang tegar menghadapi kezhaliman Fir'aun  demi menegakkan agama Allah. Bukankah kisah itu mengingatkan  kekerdilan jiwa kita dibanding dengan nabi Musa? Tak sedikit umat  Islam sudah merasa tak  punya jalan karena kondisi ekonomi yang kurang  menguntungkan misalnya, sehingga mau saja saat diajak kolusi dan  berbagai praktek syubhat lain oleh koleganya. Lalu mereka mencari-cari  alasan mengabsahkan tindakannya yang keliru. Dan bukankah karena takut  gertakan penguasa yang tiranik lalu banyak di antara umat Islam  (termasuk ulamanya) yang menjadi tuli,
buta dan bisu sehingga tidak  melakukan amar ma'ruf nahi mungkar? Bahkan sebalik-nya malah bergabung  dan bersekongkol serta melegitimasi status quo (mengang-gap yang ada  sudah baik dan tak perlu diubah).
Bukankah dengan mempelajari  kisah-kisah Nabi yang penuh dengan perjuangan menegakkan dan  meneguh-kan iman itu kita menjadi malu kepada diri sendiri dan kepada  Allah? Kita mengharap Surga tetapi banyak hal dari perilaku kita yang  menjauhinya. Mudah-mudahan Allah menunjuki kita ke jalan yang  diridhaiNya.

4. Berdo'a

Di antara sifat hamba-hamba Allah  yang beriman adalah mereka memohon kepada Allah agar diberi keteguhan  iman, seperti do'a yang tertulis dalam firmanNya: " Ya Rabb, janganlah  Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri  petunjuk kepada kami." (Ali Imran: 8) "Ya Rabb kami, berilah  kesabaran atas diri kami dan teguhkanlah pendirian kami serta  tolonglah kami dari orang-orang kafir." (Al Baqarah: 250) Rasulullah  Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya seluruh hati Bani  Adam terdapat di antara dua jari dari jemari Ar Rahman (Allah),  bagaikan satu hati yang dapat Dia palingkan ke mana saja Dia  kehendaki." (HR. Muslim dan Ahmad) Agar hati tetap teguh maka  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan do'a  berikut ini terutama pada waktu duduk takhiyat akhir dalam shalat. 
"Wahai (Allah) yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada  din-Mu." (HR. Turmudzi) Banyak lagi do'a-do'a lain tuntunan Nabi  Shallallahu Alaihi wa Sallam agar kita mendapat keteguhan iman.  Mudah-mudahan kita senantiasa tergerak hati untuk berdo'a utamanya  agar iman kita diteguhkan saat menghadapi berbagai ujian kehidupan. 

5. Dzikir kepada Allah

Dzikir kepada Allah merupakan  amalan yang paling ampuh untuk mencapai tsabat. Karena pentingnya  amalan dzikir maka Allah memadukan antara dzikir dan jihad,  sebagaimana tersebut dalam firmanNya:
"Hai orang-orang yang beriman,  bila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh-hatilah kamu dan  dzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya." (Al Anfal: 45) Dalam  ayat tersebut, Allah menjadikan dzikrullah sebagai amalan yang amat  baik untuk mencapai tsabat dalam jihad. Ingatlah Yusuf Alaihis Salam!  Dengan apa ia memohon bantuan untuk mencapai tsabat ketika  menghadapi fitnah rayuan seorang wanita cantik dan berkedudukan  tinggi? Bukankah dia berlindung dengan kalimat ma'adzallah (aku  berlindung kepada Allah), lantas gejolak syahwatnya reda? Demikianlah  pengaruh dzikrullah dalam memberikan keteguhan iman kepada  orang-orang yang beriman. (Bersambung...)

6. Menempuh Jalan  Lurus

Allah berfirman: Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini  adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti  jalan-jalan (lain) sehingga menceraiberaikan kamu dari jalanNya." (Al  An'am: 153)

Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  mensinyalir bahwa umatnya bakal terpecah-belah menjadi 73 golongan,  semuanya masuk Neraka kecuali hanya satu golongan yang selamat (HR.  Ahmad, hasan)

Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang  mengaku muslim mesti berada di jalan yang benar. Rentang waktu 14 abad  dari datangnya Islam cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman  keagamaan. Lalu, jalan manakah yang selamat dan benar itu? Dan,  pemahaman siapakah yang mesti kita ikuti dalam praktek keberaga-maan  kita? Berdasarkan banyak keterangan ayat dan hadits , jalan yang benar  dan selamat itu adalah jalan Allah dan RasulNya. Sedangkan pemahaman  agama yang autentik kebenarannya adalah pemahaman berdasarkan  keterangan Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada para sahabatnya.  (HR. Turmudzi, hasan). Itulah yang mesti kita ikuti, tidak  penafsiran-penafsiran agama berdasarkan akal manusia yang tingkat  kedalaman dan kecerdasannya maje-muk dan terbatas. Tradisi pemahaman  itu selanjutnya dirawat oleh para tabi'in dan para imam shalihin.  Paham keagamaan inilah yang dalam termino-logi (istilah) Islam  selanjutnya dikenal dengan paham Ahlus Sunnah wal Jamaah. Atau  sebagian menyebutnya dengan pemahaman para salafus shalih. 

Orang yang telah mengikuti paham Ahlus Sunnah wal Jamaah akan  tegar dalam menghadapi berbagai keanekaragaman paham, sebab mereka  telah yakin akan kebenaran yang diikutinya. Berbeda dengan orang yang  berada di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka akan senantiasa bingung  dan ragu. Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke lingkungan bid'ah,  dari filsafat ke ilmu kalam, dari mu'tazilah ke ahli tahrif, dari ahli  ta'wil ke murji'ah, dari thariqat yang satu ke thariqat yang lain dan  seterusnya. Di sinilah pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj  (jalan) yang benar sehingga iman kita akan tetap kuat dalam situasi  apapun.

7. Menjalani Tarbiyah

Tarbiyah (pendidikan) yang  semestinya dilalui oleh setiap muslim cukup banyak. Paling tidak ada  empat macam. Tarbiyah Imaniyah, yaitu pendidikan untuk  menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf (takut), raja'  (pengharapan) dan mahabbah (kecin-taan) kepada Allah serta untuk  menghi-langkan kekeringan hati yang disebab-kan oleh jauhnya dari Al  Qur'an dan Sunnah.

Tarbiyah Ilmiyah, yaitu pendidikan keilmuan  berdasarkan dalil yang benar dan menghindari taqlid buta yang tercela.  Tarbiyah Wa'iyah, yaitu pendidi-kan untuk mempelajari siasat  orang-orang
jahat, langkah dan strategi musuh Islam serta fakta dari  berbagai peristiwa
yang terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yang  benar.

Tarbiyah Mutadarrijah, yaitu pendidikan bertahap, yang  membimbing
seorang muslim setingkat demi setingkat menuju  kesempurnaannya,
dengan program dan perencanaan yang matang. Bukan  tarbiyah yang
dilakukan dengan terburu-buru dan asal jalan. 

Itulah beberapa tarbiyah yang diberikan Rasul kepada para  sahabatnya.
Berbagai tarbiyah itu menjadikan para sahabat memiliki  iman baja, bahkan
membentuk mereka menjadi generasi terbaik sepanjang  masa.

8. Meyakini Jalan yang Ditempuh

Tak dipungkiri bahwa  seorang muslim yang bertambah keyakinannya
terhadap jalan yang  ditempuh yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah maka
ber-tambah pula tsabat  (keteguhan iman) nya. Adapun di antara usaha
yang dapat kita lakukan  untuk mencapai keyakinan kokoh terhadap jalan
hidup yang kita tempuh  adalah:
Pertama, kita harus yakin bahwa jalan lurus yang kita tempuh  itu adalah
jalan para nabi, shiddiqien, ulama, syuhada dan orang-orang  shalih.
Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang terpilih karena  kebenaran
yang kita pegang, sebagai-mana firman Allah: "Segala puji  bagi Allah dan
kesejahteraan atas hamba-hambaNya yang Ia pilih." (QS.  27: 59)
Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita  sebagai benda
mati, binatang, orang kafir, penyeru bid'ah, orang  fasik, orang Islam yang
tidak mau berdakwah atau da'i yang sesat?  Mudah-mudahan kita berada
dalam keyakinan yang benar yakni sebagai  Ahlus Sunnah wal Jamaah yang
sesungguhnya.

9. Berdakwah 

Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untuk 
menggerakkan jiwa maka perlu dicari-kan medan yang tepat. Di antara 
medan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah 
merupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah. 

Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan.  Jiwa
manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat  dipastikan akan
disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa  bertambah dan
berkurang. Jika seorang da'i menghadapi berbagai  tantangan dari ahlul
bathil dalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia  tetap terus berdakwah maka
Allah akan semakin menambah dan mengokohkan  keimanannya.

10. Dekat dengan Ulama

Rasulullah Shallallahu  Alaihi wa Sallam bersabda:
"Di antara manusia ada orang-orang yang  menjadi kunci kebaikan dan
penutup kejahatan." (HR. Ibnu Majah, no.  237, hasan)
Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan  iman
seseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah  terjadi dan
menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum  muslimin melalui
ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al  Madini Rahima-hullah: "Di
hari riddah (pemurtadan) Allah telah  memuliakan din ini dengan Abu Bakar
dan di hari mihnah (ujian) dengan  Imam Ahmad."
Bila mengalami kegundahan dan problem yang dahsyat Ibnul  Qayyim
mendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untuk mendengarkan  berbagai
nasehatnya. Serta-merta kegundahannya pun hilang berganti  dengan
kelapangan dan keteguhan iman ( Al Wabilush Shaib, hal. 97). 

11. Meyakini Pertolongan Allah

Mungkin pernah terjadi,  seseorang tertimpa musibah dan meminta
pertolongan Allah, tetapi  pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidak
kunjung datang, bahkan yang  dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam
keadaan seperti ini manusia  banyak membutuh-kan tsabat agar tidak
berputus asa. Allah berfirman: 
"Dan berapa banyak nabi yang berperang yang diikuti oleh sejumlah  besar
pengikutnya yang bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah karena  bencana
yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula  menyerah
(kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.  Tidak ada
do'a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa  kami dan
tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami.  Tetapkanlah
pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang  kafir. Karena itu
Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan  pahala yang baik di
akherat. " (Ali Imran: 146-148)

12.  Mengetahui Hakekat Kebatilan

Allah berfirman:
"Janganlah  sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir
yang  bergerak dalam negeri ." (Ali Imran: 196)
"Dan demikianlah Kami  terang-kan ayat-ayat Al Qur'an (supaya jelas jalan
orang-orang shaleh)  dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang
berbuat jahat  (musuh-musuh Islam)." (Al An'am: 55)
"Dan Katakanlah, yang benar telah  datang dan yang batil telah sirna,
sesungguhnya yang batil itu  pastilah lenyap." (Al Isra': 81)
Berbagai keterangan ayat di atas  sungguh menentramkan hati setiap
orang beriman. Mengetahui bahwa  kebatilan akan sirna dan kebenaran
akan menang akan mengukuhkan  seseorang untuk tetap teguh berada
dalam keiman-annya.

13.  Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat.

Akhlak pendukung tsabat yang  utama adalah sabar. Sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu Alaihi wa  Sallam:
"Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang  yang lebih
baik dan lebih luas daripada kesabar-an." (HR. Al Bukhari  dan Muslim)
Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudah  terombang-ambingkan
oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar  termasuk senjata utama
mencapai tsabat.

14. Nasehat Orang  Shalih

Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi  keteguhan iman.
Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita  lakukan hendaklah kita
sering-sering meminta nasehat mereka. Kita  perlu meminta nasehat
orang-orang shalih saat mengalami berbagai  ujian, saat diberi jabatan,
saat mendapat rezki yang banyak dan  lain-lain. Bahkan seorang sekaliber
Imam Ahmad pun, beliau masih perlu  mendapat nasehat saat menghadapi
ujian berat oleh intimidasi penguasa  yang tiranik. Bagaimana pula halnya
dengan kita?

15. Merenungi  Nikmatnya Surga

Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan,  kegembiraan dan
suka-cita. Ke sanalah tujuan pengemba-raan kaum  muslimin. Orang yang
meyakini adanya pahala dan Surga niscaya akan  mudah menghadapi
berbagai kesulitan. Mudah pula baginya untuk tetap  tsabat dalam
keteguhan dan kekuatan imannya.

Dalam meneguhkan  iman para sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam sering  mengingatkan mereka dengan kenikmatan Surga. Ketika
melewati Yasir,  istri dan anaknya Ammar yang sedang disiksa oleh kaum
musyrikin beliau  mengatakan: "Bersa-barlah wahai keluarga Yasir, tempat
kalian nanti  adalah Surga (HR. Al Hakim/III/383, hasan shahih)

Mudah-mudahan  kita bisa merawat dan terus-menerus meneguh-kan

keimanan kita sehingga  Allah menjadikan kita khusnul  khotimah.amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar